Jumat, 22 Oktober 2021

Santri dan Moderenisasi

Ilustras kajian kitab para santri di pesantren
Banyaknya pesantren dan sistem pendidikan yang semakin berevolusi bersamaan dengan berubahnya zaman, membuat santri dan pesantren kian dilirik oleh berbagai lapisan masyarakat. Pandangan masyarakat sedikit demi sedikit mulai berubah terhadap pesantren dan santri disana. Cara pandang manusia memang berbeda, namun perbedaan itu lah yang membuat pesantren dan seorang santri unik dan memiliki ciri khas nya masing-masing. Sehingga mereka tetap bisa bertahan hingga sekarang.

Apalagi melihat tahun ini pesantren kembali mendapat kado terindah dari orang kenamaan di negeri, yaitu pemimpin negara. Dengan dikeluarkannya peraturan presiden Nomor 82 Tahun 2021 yang kurang lebih isinya adalah Negara telah menyiapkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sendiri dikhususkan untuk pesantren di seluruh negeri ini.


Ini merupakan satu dari sekian bukti bahwa pesantren juga mendapat bagian dari anggaran Negeri. Lalu apa kontribusi pesantren terhadap negeri? Mungkinkah santri menjadi standard modernisasi baru bagi warga pribumi?. Sungguh ini merupakan opini yang tricky, yang mungkin jika salah arti akan menimbulkan resiko dan konsekuensi tinggi.


Karena sepatutnya, menjadi seorang santri bukanlah ajang pembuktian diri. Ajang publikasi, lebih-lebih menjadi ajang pumblikasi guna mengais eksistensi di tengah masyarakat kapital dan arus modernisasi.


Lalu jika demikian? Apa kaitan santri dengan modernisasi? Mengapa mereka disandingkan dalam satu kalimat ini? Apakah mereka akan mengikuti arus modernisasi dan menghilangkan karakter diri? Sungguh ini menjadi beban pikiran penulis dalam pembuatan artikel opini ini.


Mengaca dengan perpres diatas, sudah cukup membuktikan bahwa santri mampu bertahan di tengah arus kapitalnya sebuah negara. Mereka tak perlu mengubah apa yang ada di pesantren. Karena itu sudah menjadi karakter sebuah pondok pesantren sejak awal berdiri.


Sesungguhnya mereka sudah memiliki pedoman hidup yang jauh lebih modernisasi dari semua trend kapitalisasi negeri. Al-Qur’an yang suci lebih dari cukup menampilkan sekian banyak bukti, dimana kitab ini menjadi penentu trend dan jauh lebih modernisasi dari apa yang sedang eksis kini. Didukung dengan kitab-kitab tafsiran yang membuat AlQur’an jauh lebih jelas dan semakin terlihat tingginya falsafah hidup di dalamnya.


Kesimpulannya, santri saat ini bukanlah modernisasi, melainkan merekalah yang membuat trend sendiri. Karakter mereka, ciri khas sebuah pesantren. Menjadikan mereka makin eksis sana sini. Membuat mereka menjadi penentu modernisasi. Hingga mampu ikut andil dan berperan ikut andil dalam negeri dari dulu hingga kini.


Seperti yang selalu dikatakan, “tidak ada falsafah yang paling bijaksana selain menanamkan pada diri ini sebuah ketidaktahuan, dengan begitu manusia akan selalu menjawab ketidaktahuan itu dengan belajar dan terus belajar”.



Penulis : Fuji Tias H.W, Leader Team Padepokan

0 comments:

Posting Komentar

Contact

Hubungi kami

sebagai komunitas yang memperdulikan kemaslahatan, kami membuka layanan Via Online ataupun Offline. jika anda membutuhkan layanan kami anda bisa datang langsung atau menghubungi kami sesuai instruksi dibawah ini :

Alamat:

Jl. Gurami, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember

Jam Kerja:

Senin - Sabtu dari jam 08 : 00 - 16 : 00

Phone:

0813-8863-15-10 atau 0822-3012-2082